Jumat, 13 April 2012

Industri Kapal Pesiar Kembali Terpukul Akibat Kebakaran


LAGI-lagi kapal pesiar yang sedang dalam pelayaran mengalami musibah sehingga industri itu kembali kena tampar. Kali ini sebuah kapal pesiar mewah berpenumpang 1.000 orang, sempat hanyut di perairan selatan Pilipina setelah terjadi kebakaran.
Kapal mewah itu tidak bisa bergerak setelah ruang mesinnya terbakar api.

Kapal pesiar Azamara Quest sempat terdampar dan tidak bisa bergerak selama 24 jam menyusul kebakaran di ruang mesinnya. Tapi kapal berkedudukan di AS itu kemudian bisa bergerak lagi dengan kekuatan darurat hingga akhirnya sampai di pelabuhan Sandakan, Malaysia, Minggu.

Kapal tadi yang membawa ratusan turis dari Amerika Utara, Eropa dan Australia, berlayar sangat lambat ke pelabuhan yang terletak di pulau Kalimantan itu, di bawah pengawalan penjaga pantai Malaysia.

Kapal dengan panjang 180 meter itu, yang memiliki spa, gym, kolam renang, sebuah kasino dan delapan restoran serta layanan acupuncture itu, telah melakukan pelayanan 17 malam yang dimulai di Hong Kong dan rencananya berakhir di Singapura.

Lumpuh

Namun kapal itu lumpuh pada Jum’at malam lalu setelah terjadi kebakaran di ruang mesin sehingga menyebabkan kapal tak memiliki tenaga dan membuat lima dari kru sesak nafas akibat terhirup asap. Salah satu dari mereka cedera parah, namun tak ada penumpang yang terluka.

Kebakaran terjadi setelah kapal pesiar tersebut meninggalkan Manila dengan tujuan Sandakan. Tapi api berhasil dipadamkan sehingga tidak menyebar ke bagian lain dari kapal.

"Tidak diketahui mengapa mesin itu bisa terbakar. Saat kejadian berlangsung, kapal pesiar itu membawa 590 penumpang dan 411 anak buah kapal," ujar Juru bicara penjaga pantai Pilipina Algier Ricafrente seperti dikutip Associated Press, Sabtu (31/3).

Kapten kapal pesiar itu semula berhasil menggiring semua tamu di ruang-ruang pertemuan.

"Kapal pesiar itu telah sandar di pelabuhan Sandakan. Otorita Malaysia berusaha keras memastikan keselamatan para penumpang dan memberikan bantuan yang diperlukan," ujar Laksamana Pertama M. Karunanithi, kepala pengawas pantai Malaysia di Sabah, kepada AFP.

Kebakaran itu, yang menyebabkan kapal hanyut selama sehari di perairan Pilipina sebelum para mekanik di kapal tadi berhasil memulihkan sebagian tenaga, memberikan pukulan lain kepada sebuah industri yang makin babak belur akibat dua insiden menghebohkan beberapa waktu lalu. Azamara Quest membawa 590 penumpang dan 411 kru. Lebih sepertiga dari para penumpang berasal dari AS. Warga negara Inggris, Australia, Kanada dan Jerman juga ada di kapal tersebut.

Berakhir

Karunanithi menjelaskan para penumpang dibawa ke pantai setelah pihak operator mengumumkan Sabtu bahwa pelayaran kapal pesiar itu, yang sedianya akan singgah di sejumlah pulau indah termasuk Bali, telah berakhir.

"Saya rasa seorang anggota kru yang cedera parah dibawa ke rumah sakit dan kami menggunakan dua ambulan di dermaga," paparnya.

Operator kapal pesiar tersebut, Azamara Club Cruises memastikan tidak ada penumpang yang terluka akibat kebakaran ini. Namun pihak perusahaan mengemukakan lima ABK menderita sesak nafas akibat menghirup asap. Seorang dari ABK diketahui menderita cedera serius dan memerlukan perawatan rumah sakit.

Dua kapal penjaga pantai Pilipina dan sebuah kapal patroli mendekati Azamara Quest, Sabtu dan memberikan bantuan. Kapal pesiar tersebut diketahui berada di sekira 75 mil laut barat daya karang Tubbataha, Pilipina, saat penjaga pantai menerima laporan kebakaran.

Pihak perusahaan menyatakan, kapal itu berlayar dengan tenaga darurat saat melintasi perairan dekat Kalimantan. Para mekanik kapal berhasil mengembalikan tenaga dari salah satu mesin kapal, untuk menghidupkan AC, mengalirkan air, lemari pendingin dan mempersiapkan makanan.

Kapal naas itu berangkat dari Hong Kong pada Senin 26 Maret lalu. Kapal pesiar ini sedianya akan menempuh perjalanan melewati Pilipina, Malaysia dan berhenti beberapa kali di Indonesia sebelum mengakhiri perjalanan di Singapura 12 April mendatang.

Kebakaran itu menghidupkan kembali sorotan pada industri kapal pesiar yang pada Januari lalu mengundang perhatian besar setelah kapal pesiar Italia Costa Concordia karam di Tuscany, sehingga menewaskan 32 orang.

Sebulan kemudian kapal kebakaran terjadi di kapal kembaran Costa Concordia, Costra Allegra di Samudera Hindia. Costa Allegra yang membawa lebih 1.000 orang itu hanyut di perairan yang dipenuhi pembajak selama tiga hari dan kemudian terpaksa diseret ke pantai di Seychelles oleh sebuah kapal penangkap ikan Prancis.

Royal Caribbean Cruises Ltd yang berkedudukan di Florida, AS, merupakan perusahaan pelayaran terbesar kedua di dunia dan mengoperasikan Azamara Club Cruises.

Larry Pimentl, presiden dan CEO Azamara Club Cruises, diduga terbang ke Sandakan untuk menemui para penumpang kapal tadi. Dia dijadualkan tiba di Malaysia pada Senin pagi. (afp/ozc-bh)

0 komentar:

Posting Komentar