SINGAPURA: Sejumlah pengusaha pelayaran Indonesia berupaya
memanfaatkan pertemuan pada kegiatan Forum Asia Pacific Maritime 2012
yang digelar di Singapura dengan menawarkan kemungkinan kerja sama
pembangunan galangan kapal dan industri komponen kapal.
Ketua Indonesian National Shipowners Association (INSA) Carmelita Hartoto mengatakan
prospek industri galangan kapal di Indonesia begitu besar. Pasalnya
permintaan pembuatan kapal terus meningkat, sementara galangan yang ada
saat ini masih terbatas.
“Peluang pembangunan galangan kapal
ini yang kami tawarkan kepada sejumlah pengusaha pelayaran asing
dengan rekan-rekan pada acara APM 2012 yang digelar selama tiga hari
(14-16 Maret) di Singapura,” ujarnya di sela menghadiri APM 2012 di
Singapura.'
Hingaa tahun ini, lanjutnya, di Indonesia hanya terdapat 80 industri
galangan kapal yang memadai dengan kapasitas terpasang diperkirakan
mencapai 850.000 Dead Wight Tonnage (DWT).
Sementara itu,
total kapal yang dioperasikan perusahaan pelayaran nasional mencapai
11.000 unit, sehingga masih dibutuhkan industri galangan kapal lebih
banyak lagi, terutama yang sangat memadai.
Menurutnya, selain
galangan kapal, industri perkapalan di Indonesia masih banyak
menyediakan peluang besar, pada subsektor industri komponen kapal yang
produksinya juga dibutuhkan industri galangan kapal.
"Kami
ingin mencari peluang dalam industri pelayaran global, mempromosikan
Indonesia maritim dan memperkuat hubungan yang selama ini sudah
dibangun dengan perusahaan pelayaran mancanegara termasuk Malaysia dan
Singapura serta China," tuturnya.
INSA menilai selama ini
perusahaan galangan kapal di Indonesia sulit berproduksi efisien dan
tarifnya masih lebih mahal di banding perusahaan galangan kapal di
negara lain, bahkan dukungan dari industri komponen juga masih minim.
Peluang inilah, kata Carmelita, untuk dapat mengajak sejumlah
perusahaan pelayaran asing untuk bermitra dengan perusahaan lokal dalam
upaya pendirian industri komponen kapal maupun industri galangan kapal.
Dia memperkirakan industri galangan kapal membutuhkan banyak dari
dukungan industri komponen, sehingga selama kegiatan APM 2012 itu, semua
peluang yang ada harus dimanfaatkan, mengingat hampir 13.000 pengusaha
pelayaran dari berbagai negara hadir dalam Forum APM 2012 itu.
Kegiatan APM 2012 itu juga diisi dengan sejumlah seminar, diskusi dan
pertemuan lainnnya, serta pameran perusahaan perkapalan dan industri
terkait, Total peserta pameran mencapai 1.300 stand dari industri
perkapalan berbagai negara.
Selain Indonesia, industri
maritim Malaysia juga berupaya mengadakan sesi jaringan dengan
perusahaan pelayaran Singapura, untuk mengeksplorasi kemungkinan kerja
sama.
Konselor (Komersial) di Komisi Tinggi Malaysia Naim Abdul Rahman mengatakan Malaysia External Trade Development Corp (Matrade) akan menawarkan kerja sama dalam berbagai industri pelayaran.
"Kami ingin mencari peluang dalam industri kelautan global,
mempromosikan Malaysia maritim capabi-lities dan memperkuat hubungan
saat ini yang sudah dibangun antara pemain industri dari Malaysia serta
Singapura," ujarnya.
Sesi jaringan diselenggarakan bersama
dengan Asia-Pasifik Maritim (APM) 2012 pada Pameran Sands dan
Convention Centre di Marina Bay Sands, Singapura.
Matrade memimpin delegasi 15-anggota perusahaan maritim setempat untuk berpartisipasi dalam tiga hari pameran dan konferensi.
Dia menambahkan kedua negara Malaysia dan Singpura memiliki keahlian
masing-masing, sehingga dengan kolaborasi mereka akan dapat belajar satu
sama lain untuk meningkatkan industri maritim ke depan.
Jumat, 13 April 2012
BISNIS KAPAL: Peluang ditawarkan ke Singapura
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
0 komentar:
Posting Komentar